Saturday 16 August 2014

semua tentang anggrek



Morfologi Anggrek



Bunga anggrek adalah bunga yang identik dengan keindahan dan kecantikan. Mendengar kata anggrek atau orchid, orang akan membayangkan sosok bunga atau untaian bunga yang mempesona dan tahan lama. Anggrek memang tanaman yang termasuk dalam suku anggrek-anggrekan atau orchidaceae. Merupakan suku tumbuhan berbunga yang memiliki anggota/ jenis terbanyak. Para ahli berkeyakinan anggrek mempunyai lebih dari 25.000 species yang tersebar diseluruh dunia. Jenis anggrek tumbuh dari kutub utara sampai daerah khatulistiwa dan terus ke selatan, pada semua benua kecuali Antartika. Sebagian besar jenisnya ditemukan di daerah tropis. Indonesia sendiri diyakini memiliki tak kurang dari 5000 jenis anggrek yang tersebar di berbagai pulau dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai Papua.

Struktur tanaman anggrek terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Sifat-sifat khas tanaman dari famili orchidaceae ini dapat terlihat dari karakter akar, batang, daun dan bunganya.

A. Akar



Akar anggrek berbentuk silindris dan berdaging, lunak, mudah patah dengan ujung akar yang meruncing, licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering akan tampak berwarna putih keperakan pada bagian luarnya dan hanya pada bagian ujung akar saja yang berwarna hijau atau keunguan. Akar yang telah tua menjadi coklat dan mengering. Akar anggrek berfungsi mengambil, menyerap dan mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman. Fungsi lainnya adalah untuk menempelkan diri pada tempat atau media tumbuh. Sebagian anggrek memiliki akar udara yang berfungsi menyerap air dan udara. Akar ini juga berfotosintesis karena mengandung butiran klorofil.

B. Batang









Bentuk batang anggrek bermacam-macam, ada yang ramping, gemuk berdaging seluruhnyatau menebal di bagian tertentu saja dengan atau tanpa umbi semu (pseudobulb).

Batang anggrek dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pola pertumbuhannya, yaitu monopodial dan sympodial.

1. Anggrek monopodial
Adalah anggrek yang memiliki batang utama yang terus tumbuh ke atas (vertikal) tidak terbatas panjangnya. Daun akan bertambah terus dari ujung batang selama hidupnya. Jenis ini tidak memiliki rhizoma dan pseoudobulb, dan biasanya tumbuh akar udara (aerial root) dari sepanjang batangnya. Tangkai bunga tumbuh dari sisi batang (ketiak daun). Jika ujung batang rusak karena busuk atau dipotong/distek, maka akan tumbuh batang baru dari sisi batang lama dan daun akan tumbuh dari batang baru tersebut. Contoh anggrek dari kelompok monopodial ini yaitu genus Aerides, Arachnis, Phalaenopsis, Renanthera, Vanda dan lain-lain.

2. Anggrek sympodial.
Adalah anggrek yang memiliki batang utama yang tersusun oleh ruas-ruas tahunan. Anggrek tipe ini memiliki batang yang berumbi semu (pseudobulb). Pertumbuhan ujung-ujung batangnya terbatas, pertumbuhan batang akan terhenti bila pertumbuhan keatas telah maksimal. Batang baru muncul dari dasar batang utama sebelumnya. Pada anggrek sympodial terdapat penghubung dari satu tunas ke tunas lainnya yang disebut rhizome. Contoh kelompok anggrek sympodial yaitu genus Cattleya, Dendrobium, Coelogyne, Grammatophylum, Oncidium dan lain-lain.

C. Daun


Daun anggrek memiliki bentuk, ukuran dan ketebalan yang berbeda-beda tergantung species dan genusnya. Bentuk daun ada yang bulat panjang, seperti pensil, lebar atau sempit seperti palem, berdaging tipis atau tebal, permukaaan halus atau kasar, bahkan ada jenis anggrek yang tidak berdaun.Tulang daun anggrek sejajar dengan helaian daun. Susunan daun berselang seling atau berhadapan.

Menurut tipe daunnya, anggrek digolongkan menjadi 2 :
1. Kelompok evergreen (tipe daun tetap segar/hijau), yaitu anggrek yang helaian daunnya tidak gugur serentak.
2. Kelompok decidous (tipe gugur), yaitu semua helaian daun akan gugur dan tanaman mengalami fase istirahat, kemudian ditempat daun ini akan muncul bunga.

D. Bunga

 

Perbedaan yang paling mudah terlihat antara tanaman anggrek dengan tanaman berbunga yang lain adalah pada bentuk bunganya yang khas. Bunga anggrek memiliki tiga sepal (kelopak bunga) dan tiga petal (mahkota bunga) yang letaknya berselang-seling. Salah satu sepal terletak pada bagian pungung bunga, dinamakan sepal dorsal. Sedang salah satu petal yang terletak dibawah mengalami modifikasi bentuk sehingga disebut labellum (bibir bunga). Berhadapan dengan labellum terdapat column (tugu bunga) tempat berkumpulnya benang sari dan putik. Tangkai bunga anggrek dapat berkelok-kelok selama pertumbuhannya mengikuti arah sumber cahaya.

Satu hal yang jarang diketahui, bunga anggrek sangat bervariasi dan unik. Dari yang berukuran sangat kecil hanya beberapa milimeter saja sampai yang memiliki ukuran cukup besar mencapai 20 cm. Dari yang berbau sangat harum sampai yang memiliki aroma yang kurang sedap. Dari yang berbentuk seperti kerang sampai yang menyerupai serangga/lebah. Dari yang hanya memiliki satu warna sampai yang terdiri dari berbagai warna dengan gradasi yang menakjubkan. Dari yang hanya muncul satu kuntum disetiap tangkai sampai yang dapat mencapai ratusan kuntum di setiap tangkainya. Dari yang hanya mekar beberapa jam saja sampai yang mampu mekar berbulan-bulan lamanya. Dan masih banyak lagi hal unik yang dapat ditemui pada bunga anggrek.

E.Buah

Bentuk buah anggrek merupakan lentera atau capsular yang memiliki 6 rusuk. Tiga diantaranya merupakan rusuk sejati dan tiga yang lain adalah tempat melekatnya dua tepi daun buah yang berlainan. Di tempat bersatunya tepi buah tadi, dalam satu buah anggrek sebesar kelingking terdapat ratusan ribu bahkan jutaaan biji anggrek yang sangat lembut dalam ukuran yang sangat kecil. Biji-biji anggrek ini tidak memiliki endosperm sebagai cadangan makanan, sehingga untuk perkecambahannya dibutuhkan nutrisi yang berfungsi membantu pertumbuhan biji. Perkecambahan di alam sangat sulit jika tanpa bantuan fungi (jamur) yang disebut mikoriza yang bersimbiosis dengan biji-biji anggrek tersebut.



JENIS-JENIS MEDIA TUMBUH TANAMAN ANGGREK

Ada tiga jenis media tanam anggrek yang harus disesuaikan dengan cara hidup tanaman anggrek, yaitu:
  1. Media untuk anggrek Epifit dan Semi Epifit terdiri dari: Serat Pakis yang telah digodok, Kulit kayu yang dibuang getahnya, Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu, Ijuk, Potongan batang pohon enau, Arang kayu, Pecahan genting/batu bata. Bahan-bahan untuk media tanam yang telah disebutkan di atas dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya.
  2. Anggrek Semi Epifit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan. 
  3. Media untuk anggrek Terestrial merupakan jenis anggrek yang hidup di tanah. Oleh karena itu perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya. Sedangkan media tanam untuk jenis anggrek semi Terrestria adalah pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu, serat pakis.

Sabut kelapa merupakan salah satu media tanam anggrek yang baik karena memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyimpan air. Selain itu serabut kelapa juga mudah didapat dengan harga yang murah. Kelemahan yang dimiliki serabut kelapa sebagai media tanaman untuk tanaman anggrek adalah dari karakter fisik serabut kelapa yang mudah lapuk dan busuk yang akan menyebabkan media ini menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasikelemahan ini, maka sebaiknya ketika menggunakan serabut kelapa sebagai media tanam anggrek maka pilihlah sabut kelapa yang sudah tua dan segera ganti serabut tersebut bila sudah mengalami kelapukan.



Keunggulan yang dimiliki arang kayu sebagai media tanam tanaman anggrek adalah tidak mudah lapuk serta tidak mudah ditumbuhi bakteri dan jamur. Kebusukan akar tanaman anggrek bisa dihindari karena anggrek berada dalam kondisi yang relatif kering. Sedangkan kelemahan yang dimilikinya adalah sulit untuk menyimpan air dan miskin akan unsur hara yang dibutuhkan oleh anggrek. Oleh karena itu penggunaan arang kayu sebagai media tanaman anggrek sangat baik digunakan untuk daerah pembudidayaan anggrek yang memiliki kelembabapan tinggi. Disamping itu pemberian air dan pupuk yang intensif perlu dilakukan agar kelemahan media tersebut bisa di atasi sehingga peningkatan pertumbuhan dan produksi bunga anggrek bisa dilakukan. 




Penggunaan pecahan batu bata/genting sebagai media tanam tanaman anggrek dilakukan dengan tujuan untuk mengatur drainase dan aerasi udara dalam pot. Oleh karena itu pecahan batu bata atau genting diletakan di dasar pot yang pengisiannya mencapai 1/3 dari ketinggian pot, tergantung dari tingkatan kelembapan yang dibutuhkan tanaman anggrek. Rongga udara yang tercipta dari susunan genteng ataupun pecahan bata yang tidak teratur akan memberi kebebasan akar untuk tumbuh dan berkembang secara leluasa ke segala arah. Rongga yang ada juga dijadikan sebagai jalan masuk oksigen yang diperlukan akar tanaman untuk proses pernafasan dan mampu menurunkan tingkat kelembaban. Untuk diketahui kemampuan batu bata untuk mebyerap air lebih besar dibandingkan dengan pecahan genting.





Kelebihan yang dimiliki pakis sebagai media tanam anggrek adalah memiliki kemampuan untuk menyimpan air yang cukup tinggi, memiliki rongga-rongga untuk proses aerasi dan drainase, daya lapuk pakis yang relatif lebih lama dan terjadi secara perlahan serta mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek. Disamping kelebihan yang dimilikinya, ternyata media pakis juga memiliki kelemahan yang diantaranya adalah media tanam pakis sulit didapat karena ketersediannya yang terbatas yang diakibatkan media tanam pakis juga digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias lainnya. Masih belum dibudidayakannya tanaman pakis dan terus mengandalkan pakis di alam mengakibatkan ketersedian tanaman pakis semakin hari semakin menipis. Pakis cacahan biasa digunakan untuk media saat pembibitan tanaman anggrek, yaitu saat kompot. Karena sifatnya tersebut pakis sebagai media tanam cocok untuk tanaman anggrek Phalaenopsis