Saturday 10 January 2015

Macam-macam Media Tanaman

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.
Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya. 8erdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.
A. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.
8eberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.
1. Arang
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat coeok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.
Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau eendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipeeah menjadi potongan-potongan keeil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran peeahan arang ini sangat bergantung pada wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 em atau lebih, umumnya digunakan peeahan arang yang berukuran panjang 3 em, lebar 2-3 em, dengan ketebalan 2-3 em. Untuk wadah (pot) yang lebih keeil, ukuran peeahan arang juga harus lebih kecil.
2. Batang Pakis
Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis.
Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecillainnya.
Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.
3. Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil ( ondotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam Il1emperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.
Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu Ydng telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan I IL,rubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.
4. Moss
Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.
Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun-daunan kering.
5. Pupuk kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.
Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

6. Sabut kelapa (coco peat)
  Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ,I ‘iJdiknya berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.
Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena
sifatya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.
Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan
kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
7. Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk.
Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.
8. Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil)
Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa
menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika tl’rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.
B. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
1. Gel
Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini juga memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan menciptakan keindahan dan keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu atau ruang kerja.
Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap terjaga.
Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.
2. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses :o::misahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau ~’lgin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan ::emupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
3. Kerikil
Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam memang :idakjauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.
Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.
4. Pecahan batu bata
Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam
ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.
5. Spons (floralfoam)
Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias sudah sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spans sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.
Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
6. Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.
Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.
7. Vermikulit dan perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari
pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H’,lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,
vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.
Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air.
Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.
8. Gabus (styrofoam)
Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer
styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.
Sekarang, beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Jntuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya
mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.

Sunday 7 September 2014

PERKEMBANGAN ANGGREK


 

 

REPRODUKSI VEGETATIF DAN GENERATIF PADA TUMBUHAN

 

 


Reproduksi seksual (Generatif)
Reproduksi merupakan proses (perkembangbiakan) atau aktivitas mahkluk hidup untuk menghasilkan keturunan baru dengan tujuan untuk melestarikan jenisnya mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya agar tidak punah .
Organisme bereproduksi melalui 2 Cara :
1.      Repoduksi aseksual (vegetatif)
Adalah terbentuknya individu baru tanpa melakukan peleburan sel kelamin.
2.      Reproduksi seksual (generatif)
Umumnya melibatkan persatuan sel kelamin (gamet) dari 2 individu yang berbeda jenis kelamin.

A.    REPRODUKSI SEKSUAL (GENERATIVE) 
Adalah perkembangbiakan yang terjadi karena adanya peleburan antara dua sel  yaitu sel kelamin jantan (sperrma) dan sel kelamin betina (ovum) sehingga dihasilkan individu baru. Reproduksi generative pada tumbuhan diawali dengan peristiwa penyerbukan atau persaringan yang dilanjutkan dengan pembuahan.
Pembuahan (fertilisasi) pada tumbuhan berbiji akan terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan (persarian/polenasi). Pada reproduksi generative  terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru. Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet. Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur. Pada organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
 Di dalam makalah  ini akan menjelaskan  proses atau tahapan reproduksi seksual (generatif) pada tumbuhan bunga
Organ yang berfungsi untuk alat reproduksi generatif adalahbunga



Bunga merupakan organ generative  tanaman, hal itu disebabkan, melalui bunga akan  berlanjut  regenerasi tanaman baru sehingga tanaman selalu eksis dari waktu ke waktu. 
Menurut Ashari (2004)  Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga lengkap dan tidak lengkap. Bunga lengkap dikatakan bunga lengkap Suatu  bunga apabila memiliki semua bagian  utama bunga.

 Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
§  Kelopak bunga atau calyx;
§  Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
§  Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikiarumah pria) berupa benang sari;
§  Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa  putik.


Bunga tidak lengkap
Bunga tak lengkap tidak mempunyai bunga yang tidak mempunyai salah satu atau beberapa bagian bunga baik perhiasan maupun alat kelamin.Sementara itu, berdasarkan alat kelaminnya, bunga Angiospermae dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tak sempurna . Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit.  Sedangkan bunga tidak sempurna tidak memiliki alat jantan dan alat betina.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gametjantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan.
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik ataustigma untuk menerima serbuk sari atau pollenTangkai putik atau stylusberperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.
B.     PENYERBUKAN atau PERSARIAN
Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan :
-          pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
-          peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
Penyerbukan merupakan sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Atau disebut juga peristiwa jatuhnya atau menempelnya serbuk sari di kepala putik. Serbuk sari ini dapat mencapai kepala putik biasanya dibantu oleh perantara penyerbukan yang disebutpolinator/vektor.

Pada tumbuhan Gymnospermae, tujuan serbuk sari adalahtetes penyerbukan, sedangkan pada tumbuhan Angiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik. Tumbuhan yang memiliki bunga alat reproduksi generatifnya terdapat pada bunga berupa putik (pistillum) dan benang sari (stamen). Putik merupakan alat kealamin betina dan benang sari yang merupakan alat kelain jantan.
Peristiwa penyerbukan pada tumbuhan tidak dapat terjadi dengan  sendirinya. Jatuhnya serbuk sari dikepala putik dikarenakan adanya bantuan dari faktor luar atau perantara.
a.                   Penyerbukan dapat terjadi karena :
-          Pada bunga letak kepala putik di bawah kepala sari, sehingga serbuk sari dapat jatuh di atas kepala putik dengan mudah
-          Kepala putik menempel pada kepala sari.  Bila kepala sari pecah maka serbuk sari langsung kontak dengan kepala putik dan terjadilah penyerbukan
-          Sebuk sari tertiup angin atau terbawa oleh organisme dan jatuk diatas kepala putik.
b.                  Penyerbukan dapat terjadi dengan berbagai perantara :
1.      Perantara angin disebut anemogami, penyerbukan yang terjadi karena adanya bnatuan dari angin biasanya terjadi pada tumbuhna yang tidak memiliki perhiasan bunga dan memiliki serbuk sari yang banyak dan ringan.
Ciri-ciri bunga :
-       Serbuk sari banyak, kecil, lembut serta kering dan tidak berlekatan
-       Kepala putik mempunyai bentuk seperti bulu ayam atau benang, sehingga akan lebih banyak menangkap sebuk sari.
-     Bunga sering tidak mempunyai hiasan.
-     Kepala sari tidak berlekatan pada tangkai sari (dapat bergoyang)
-     Tempat bunga tidak tersembunyi
Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan.










Contoh tumbuhan yang penyerbukannya dengan perantara angin



2.      Perantara air disebut hidrogami peyerbukan yang terjadi karena adanya bantuan dari air  Contoh : pada tanaman air seperti Hydrilla.
3.      Perantara hewan disebut zoogamy  penyerbukan yang terjadi karena adanya bantuan dari hewan.
                  ciri-ciri bunga :
-          Mempunyai warna yang menarik
-          Mempunyai sesuatu yang menarik atau menjadi makanan binatang
-          Serbuk sari sering menggumpal dan berperekat, sehingga mudah menempel pada tubuh binatang
-          Sering mempunyai bentuk khusus, sehingga bunga hanya dapat dikunjungi oleh hewan tertentu saja
Berdasarkan jenis hewannya dapat dibedakan lagi menjadi:
1.      Entomogami : penyebabnya adalah serangga.Serangga polinator biasanya adalah kupu-kupu (Lepidoptera), lebah (Hymenoptera), kumbang (Coleoptera), dan lalat (Diptera). Apabila serangga datang untuk menghisap madu maka serbuk sari akan menempel di tubuhnya. Lalu ketika serangga tersebut hinggap di bunga lain yang sejenis, maka terjadilah penyerbukan.















Serangga menghisap madu hingga serbuk sari menempel di tubuhnya.

 Tumbuhan yang pnyerbukannya memerlukan bantuan serangga umumnya mempunyai ciri- ciri:
-        mahkota bunga berwarna mencolok
-        mengeluarkan bau yang khas
-        mempunyai kelenjar madu
2.      Ornitogami: penyerbukan karena bantuan burung, terjadi pada tumbuhan yang bunganya mengandung madu atau air. Contoh burung perantara penyerbukan adalah kutilang, cucakrawa, dan burung penghisap madu.
Ciri-ciri bunga :
-          Warna bunga menyolok
-          Bagian-bagian bunga tebal, kuat
-          Benang sari kuat
-          Banyak menghasilkan nektar encer
-          













 Penyerbukan dengan bantuan burung

3.      Kiropterogami: penyerbukan karena bantuan kelelawar, terjadi pada tumbuhan yang bunganya mekar pada malam hari. Kelalawar dan atau kalong dapat pula menjadi perantara penyerbukan, terutama untuk pohon yang bunganya mekar pada sore atau malam hari, contohnya tanaman durian. 















  Penyerbukan dengan bantuan kelalawar.
4.      Malakogami: penyerbukan karena bantuan siput, terjadi pada tumbuhan yang banyak dilekati siput. Siput dapat menjadi perantara penyerbukan pada bunga yang memiliki putik dan kotak sari yang posisinya hampir atau sama tinggi, seperti pada bunga Rohdae japonica (liliaceae) dan Araceae. Siput akan merambat pada permuakaan bunga, membawa serta serbuk sari yang menempeldi kakinya yang berlendir menuju putik.













Penyerbukan dengan bantuan siput.

5.      Penyerbukan dengan perantara manusia disebutantropogami.
Penyerbukan ini dilakukan oleh manusia karena tidak ada pengantar serbuk sari ke kepala putik. Misalnya pada tanaman salak dan vanili. Hal ini disebabkan alat kelamin bunga tumbuhan tersebut letaknya terpisah, ada bunga jantan saja dan ada bunga betina saja. Bunga jantan yang penuh serbuk sari di petik, kemudian di tempelkan di dekat bunga betina yang sudah masak, sehingga terjadi penyerbukan. Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia.












Penyerbukan tanaman vanili yang di bantu manusia.








Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4 :
a.       Autogami (penyerbukan sendiri) Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama yang merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Penyerbukan sendiri member peluang menerrusnya sifat yang tidaak menyenangkan kepada generasi selanjutnya. Misalnya biji byang dihasilkan dengan penyerbukan sendiri mungkin tidak mampu berkecambah atau mungkin juga biji yang berkecambah di dalam tanaman tidak dapat menghasilkan biji sendiri.
b.      Geitonogami (penyerbukan tetangga) Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu individu).
c.       Alogami (penyerbukan silang) mencakup penyerbukan serbuk sari dari satu tanaman ke putik tananaman lain. Penyerbukan ini hanya mungkin terjadi melalui perantara yang akan memmbawa serbuk sari dari bunga yang satu ke bunga yang lainnya. Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.
d.       Hybridogamy (Penyerbukan bastar) Pollen berasal dari tumbuhan lain yang tidak sejenis.
Perhatikan bagan di bawah ini :








Keterangan :
Penyerbukan sendiri : 2, 4, 6
Penyerbukan serumah : 3
Penyerbukan silang : 5
Penyerbukan bastar : 7
Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
a.      Dikogami :
Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena:1. Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya (protandri) Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung 2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari (protogini).
b.      Didesious :
Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisahContoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon)
c.       Heterostili :
Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama dan berbeda jauh. Contoh : kopi, kina dan kaca piring.
d.      Herkogami :
Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik. Contoh : vanili.
C.   PROSES PEMBUAHAN PADA TUMBUHAN BIJI
Setelah proses penyerbukan proses selanjutnya adalah pembuahan. Proses pembuahan adalah bertemunya sel kelamin jantan (sel sperma)dengan sel kelamin betina (sel telur) menghasilkan zigot yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.

 

 

 

 

 

    Perkembangbiakan atau reproduksi bertujuan untuk melestarikan keberadaan suatu spesies agar tidak mengalami kepunahan. Pada umumnya reproduksi pada tumbuhan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu secara vegetatif (aseksual) dan secara generatif (seksual).
Reproduksi secara Vegetatif (Aseksual)

 

Reproduksi vegetatf pada anggrek umumnya ada 4 cara :
Selain itu tumbuhan dapat juga berkembang biak dengan cara tak kawin dan dengan bantuan manusia, biasa disebut reproduksi secara vegetatif buatan, 
1. Stek Batang
yaitu dengan memotong sebagaian batang kemudian ditanam pada media yang sudah di siapkan. Biasanya cara ini untuk anggrek-anggrek monopodial.
2. Pemisahan anakan
Cara ini adalah salah satu yang cukup sering di gunakan. Perkembangbiakan vegetatif anggrek dengan cara ini biasanya keberhasilannya lebih tinggi, selain itu juga lebih cepat berbunga. Sayangnya sulit untuk menghasilkan anakan baru secara massal sebab tunas atau anakan anggrek terbatas.
3.  Keki
Keki adalah anakan yang tumbuh liar, biasanya di ujung bulb tumbuhan anggrek dewasa. Keki dalam bahasa Hawaii berarti “bayi”. Keki terbentuk jika media sudah terlalu padat atau sudah lama tidak di ganti. Keki yang siap di pisahkan adalah keki yang sudah memiliki akar cukup banyak. Pemisahan dengan cara memotong keki dengan mengikut sertakan sebagian pseudobulb sebagai cadangan makanan keki sampai benar-benar bisa memenuhi kebutuhan makanannya sendiri. Untuk lebih baiknya, keki yang sudah di pindahkan sebaiknya ditempatkan di tempat yang teduh dulu sampai tumbuh bulb baru.
4. Kultur Jaringan
Perbanyakan dengan sistem kultur jaringan hanya memerlukan sedikit jaringan tanaman yang akan di kultur. Dengan sedikit jaringan itu bisa di peroleh bibit anggrek yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan. Kelemahannya hanyalah perlu modal besar untuk menggunakan sistem ini. Sehingga tak heran cara ini hanya di lakukan oleh nursery besar yang benar-benar2 serius memproduksi anggrek.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF


Perkembangbiakan secara generatif  pada tumbuhan berbiji tertutup ditandai dengan munculnya bunga. Dalam bunga inilah terdapat Putik dan Benang Sari yang menjadi alat reproduksi bagi tumbuhan. Untuk lebih jelasnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari bunga agar kita lebih mudah untuk memahami penjelasan selanjutnya.


Bunga tersusun dari beberapa bagian. Namun ada bunga yang disebut dengan bunga lengkap dan bunga tidak lengkap, juga ada yang disebut dengan bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Apa maksudnya yah? Yuk kita telaah lebih dalam.


===> Bagian-Bagian Bunga

http://naufalsebastian.files.wordpress.com/2013/02/bunga.png?w=480&h=287


  • Perhiasan bunga. Yang dimaksud dengan Perhiasan Bunga yaitu kelopak dan mahkota bunga. Kelopak bunga merupakan bagian dari bunga yang letaknya di dekat dasar bunga dan menyambung dengan tangkai bunga. Kelopak bunga ini biasanya menyelimuti bunga saat bunga masih dalam keadaan kuncup dan biasanya setelah mekar dalam waktu tertentu, akan gugur dengan sendirinya. Bentuk kelopak bunga sangat beraneka ragam bentuk dan warnanya sesuai dengan jenis bunga. Bagian kelopak bunga inilah yang memberikan keindahan pada bunga tersebut dan biasanya warnanya digunakan untuk mengindetifikasi jenis bunga tersebut. Misalnya bunga mawar yang warna kelopaknya merah disebut dengan Red Roses atau Mawar Merah.
  • Dasar Bunga. Dasar bunga merupakan bagian ujung tangkai bunga yang membesar dan menjadi tempat melekatnya mahkota bunga.
  • Tangkai Bunga. Tangkai bunga merupakan bagian yang menghubungkan bunga dengan batangnya.
  • Benang Sari. Benang sari adalah Alat Kelamin Jantan bagi tumbuhan. Benang sari sendiri terdiri dari Tangkai Sari dan Kepala SAri, dan di dalam kepala sari inilah terdapat butir-butir serbuk sari.
  • Putik. Putik adalah Alat Kelamin Betina pada tumbuhan. Putik terdiri dari tangkai Putik, Kepala Putik dan bakal Buah, dan di dalam bakal buah terdapat Bakal Biji. Di dalam bakal biji tersebut, masih terdapat dua inti yaitu calon Lembaga dan Sel Telur.
  • Baiklah, saya kembali pada ulasan sebelumnya tentang Bunga Lengkap dan Tak Lengkap serta Bunga Sempurna dan Tak Sempurna.
  • Bunga Lengkap adalah bunga yang memiliki seluruh bagian-bagian bunga. Bunga Tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti yang dijelaskan di atas.
  • Bunga Sempurna adalah bunga yang memiliki Putik dan Benang Sari. Sedangkan Bunga Tidak Sempurna adalah bunga yang hanya memiliki satu alat perkembangbiakan saja. Misalnya bunga yang hanya memiliki Benang sari saja dan dinamakan Bunga Jantan, serta bunga yang hanya memiliki Putik saja dan disebut dengan bunga Betina.

===> Proses Penyerbukan atau Pembuahan
Dalam proses perkembangbiakan generatif pada tanaman dikenal dengan Penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari pada Kepala Putik. Berdasarkan asal serbuk sarinya, penyerbukan dapat dibedakan menjadi:




  • Penyerbukan Sendiri. Penyerbukan Sendiri adalah penyerbukan yang terjadi apabila Benang Sari yang jatuh pada Kepala Putik berasal dari bungan itu sendiri dan tentu saja yang dapat melakukannya adalah Bunga Lengkap yang memiliki Putik dan Benang Sari Sekaligus.
  • Penyerbukan Tetangga. Penyerbukan Tetangga adalah penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain tetapi masih pada satu pohon.
  • Penyerbukan Silang. Penyerbukan Silang adalah penyerbukan yang terjadi apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang sejenis tetapi berbeda pohonnya.
  • Penyerbukan Bastar. Penyerbukan Bastar adalah Penyerbukan yang terjadi apabila serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain yang tidak sejenis.
  • Kalau di atas adalah jenis-jenis penyerbukan yang terjadi berdasarkan asal muasal serbuk sari yang jatuh di kepala putik, maka berikut ini adalah Jenis-Jenis penyerbukan berdasarkan faktor yang  menyebabkan sampainya serbuk sari ke kepala putik, yaitu:
  • Penyerbukan oleh angin. Bunga yang penyerbukannya dibantu oleh angin memiliki ciri-ciri antara lain memiliki serbuk sari yang banyak, kecil, kerig dan ringan sehingga mudah diterbangkan oleh angin. Pada dasrnya bunganya kecil atau mahkotanya kecil dan bahkan ada yang tidak memiliki mahkota. Contohnya adalah bunga pada tumbuhan rerumputan.
  • Penyerbukan oleh hewan. Bunga yang penyerbukannya dibantu oleh hewan memiliki ciri-ciri antara lain memiliki mahkota bunga yang besar, menarik, memiliki warna mahkota yang mencolok, mengeluarkan bau yang khas serta menghasilkan nektar yang semuanya dapat menarik binatang untuk menghampirinya. Bunga jenis ini umumnya memiliki serbuk sari yang menggumpal dan lengket sehingga mudah menempel pada hewan (terutama pada kaki-kaki serangga). Contoh hewan yang biasanya membantu penyerbukan adalah Kupu-kupu, lebah madu, kelelawar dll.
  • Penyerbukan oleh air. Penyerbukan yang dibantu oleh air biasanya terjadi pada tumbuhan-tumbuhan air. Hal ini terjadi karena air hujan yang turun dapat mengenai serbuk sari. Air yang telah mengandung serbuk sari tersebut kemudian jatuh pada kepala putik sehingga terjadilah penyerbukan.
  • Penyerbukan oleh manusia. Tumbuhan yang proses penyerbukannya dibantu oleh manusia adalah tumbuh-tumbuhan yang umumnya berguna bagi kehidupan manusia sehingga manusia sering melakukan kotak dengan tumbuhan berbunga tersebut. Contohya adalah Vanili dan bunga anggrek.




























Tulisan kali ini merupakan tulisan yang admin torehkan untuk meyambung pembahasan mengenai perkembangbiakan generatif anggrek. Jika pada kesempatan yang lalu admin mensharekan penggunaan media tanam buatan dalam perkembangbiakan anggrek, maka untuk kali ini admin akan membahas tentang penyebaran biji anggrek, penyemaian benih anggrek.pemindahan bibit anggrek dan pemindahan anggrek dari pot penyemaian

Penyebaran Biji Anggrek
Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan yang dilakukan dengan proses penyerbukan, baik yang terjadi secara alami ataupun penyerbukan yang dilakukan dengan bantuan manusia. Bahasan yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini mengenai perkembangbiakan generatif yang dibantu manusia.

Dalam kegiatan penyebaran biji anggrek untuk proses perkembangbiakannya, peralatan-peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih. Setelah kebersihan peralatan dilakukan maka tahapan selanjutnya adalah mensterilkan biji anggrek yang akan disebar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggojog biji anggrek dalam larutan air kaporit.

Cara membuatnya cukup sederhana. Pertama larutkan 10 gr kaporit dengan 100 cc air. Setelah itu saring larutan kaporit tersebut dengan menggunakan kertas filter lalu masukan ke dalam botol larutan yang telah disaring tadi. Setelah larutan kaporitnya ditempatkan dalam botol, masukan biji anggrek ke dalam botol yang berisi larutan kaporit tadi, setelah itu gojong selama 10 menit atau bias ditandai dengan berubahnya warna biji anggrek yang semula kuning kecoklatan menjadi kehijauan. Jika hal ini telah terjadi maka buang larutan kaporit tadi dan gojog kembali biji anggrek dengan larutan aquades 2 sampai 3 kali

Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah  terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.

Penyemaian Benih Anggrek
Hal yang harus dipersiapkan adalah menyediakan botol bermulut lebar,bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat, yang akan digunakan sebagai wadah penyemaian benih anggrek. Setelah botol-otol tersebut disediakan maka tutup botol dengan menggunakan kapas yang digulung-gulung hingga padat. Jangan lupa untuk mengikat bagian ujung kapas yang digunakan untuk menutup botol agar proses pencopotan tutup botol bisa dilakukan. Jika sulit untuk menemukan kapas, maka kain perca yang dipotong-potong bias digunakan sebagai penganti kapas untuk menutup botol selama kain tersebut mampu menutup botol dengan rapat agar bakteri/jamur yang bisa meginfeksi dan mengkontaminasi kesterilan biji anggrek tidak bisa masuk.

Pemindahan Bibit Anggrek
Setelah bibit anggrek disemaikan di dalam botol selama 9–12 bulan, atau dengan ciri fisik tanaman bibit terlihat besar dan telah tumbuh akar, maka pindahkan bibit anggrek dalam pot penyemaian berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Sebagai media tanamnya, siapkan campuranpecahan genting dan akar pakis berwarna coklat yang di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya yang sebelumnya telah dicuci bersih terlebih dahulu dan air cucian hilang dari akar pakis. Setelah akar pakis dicuci maka rendam terlebih dahulu alas makanan anggrek selama 24 jam dengan campuran Urea atau ZA : 0,50 mg, DS, TS atau ES : 0,25 mg, Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg, Air : 1000 cc.

Alternatif lain yang dapat digunakan sebagai alas makanan anggrek adalah dengan menggunakan pupuk buatan campuran unsur N, P, K denganperbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1.Disamping itu kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanahjuga bias digunakan sebagai alas makanan anggrek

Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.












Memperbanyak Anggrek Secara Vegetatif

Cara memperbanyak anggrek  ada dua cara yaitu secara generatif  (reproduksi seksual) yaitu dengan biji dan vegetaitf (aseksual). Adapun kelebihan dan kekurangan perkembang biakan secara vegetatif untuk anggrek adalah sebagai berikut :
Kelebihan :
1. Sifat anakan sama dengan sifat indukan jadi bisa mempertahankan keunggulan indukan
2. Relatif Lebih cepat berbunga
4. Bisa menghasilkan individu baru dalam jumlah yang relatif banyak dalam waktu singkat (kultur jaringan)
5. Lebih sederhana dan mudah di lakukan oleh orang awam
Adapun kekurangannya :
1. Biaya mahal untuk produksi massal (kultur jaringan)
2. Hasil anakan tidak ada variasi genetik (vegetatif)
3. Rentan terhadap serangan hama (karena tidak ada variasi maka jika terjadi serangan hama maka semua turunannya juga berpotensi yang sama )

Perkembangbiakan vegetatf pada anggrek umumnya ada 4 cara :
1. Stek Batang
yaitu dengan memotong sebagaian batang kemudian ditanam pada media yang sudah di siapkan. Biasanya cara ini untuk anggrek-anggrek monopodial.
2. Pemisahan anakan
Cara ini adalah salah satu yang cukup sering di gunakan. Perkembangbiakan vegetatif anggrek dengan cara ini biasanya keberhasilannya lebih tinggi, selain itu juga lebih cepat berbunga. Sayangnya sulit untuk menghasilkan anakan baru secara massal sebab tunas atau anakan anggrek terbatas.
3.  Keki
Keki adalah anakan yang tumbuh liar, biasanya di ujung bulb tumbuhan anggrek dewasa. Keki dalam bahasa Hawaii berarti “bayi”. Keki terbentuk jika media sudah terlalu padat atau sudah lama tidak di ganti. Keki yang siap di pisahkan adalah keki yang sudah memiliki akar cukup banyak. Pemisahan dengan cara memotong keki dengan mengikut sertakan sebagian pseudobulb sebagai cadangan makanan keki sampai benar-benar bisa memenuhi kebutuhan makanannya sendiri. Untuk lebih baiknya, keki yang sudah di pindahkan sebaiknya ditempatkan di tempat yang teduh dulu sampai tumbuh bulb baru.
4. Kultur Jaringan
Perbanyakan dengan sistem kultur jaringan hanya memerlukan sedikit jaringan tanaman yang akan di kultur. Dengan sedikit jaringan itu bisa di peroleh bibit anggrek yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan. Kelemahannya hanyalah perlu modal besar untuk menggunakan sistem ini. Sehingga tak heran cara ini hanya di lakukan oleh nursery besar yang benar-benar2 serius memproduksi anggrek.










Cara menyilangkan Anggrek

Anggrek adalah salah satu jenis tanaman yang tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri, karena letak putik dan serbuk sarinya berjauhan, sehingga tidak memungkinkan adanya penyerbukan sendiri. Oleh karena itu agar terjadi penyerbukan biasanya di alam dilakukan oleh serangga maupun manusia.
Faktor- faktor yang mempengaruhi penyerbukan:
1.      Bila tanaman induk tidak sehat atau kekurangan makanan maka biji tidak dapat hidup terus sampai tingkat pemasakan biji atau biji tidak sanggup untuk berkecambah.
2.      Bila tanaman induk jantan kurang baik pertumbuhanya, akan mempengaruhi pertumbuhan pollinia/pollinaria dalam ovulum, sehingga pollinia/pollinaria tidak berfungsi semestinya.
3.      Pollinia/pollinaria yang telah disimpan terlalu lama.
4.      Persilangan antara genus yang mempunyai perbedaan sifat yang jauh jarang berhasil.
5.      Anggrek- anggrek yang berpollinia sebaiknya dikawinkan dengan anggrek-anggrek yang berpollinia pula, yang berpollinaria dengan yang berpollinaria.
6.      Anggrek yang gymnostemiumnya panjang sebaiknya dipakai untuk bunga jantan,yang pendek untuk bunga betina.
7.      Pada waktu musim hujan setelah diadakan persilangan bunga ditutup kantong plastik selama kurang lebih 10 hari.
8.      Suhu yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan kegagalan dalam penyerbukan.
9.      Penyerbukan sebaiknya dikerjakan pada waktu siang hari bila cuaca agak kering.


Bahan dan Alat
Bahan :
Tanaman anggrek yang sedang berbunga (terdapat bunga yang mekar sempurna), dari jenisVanda atau Phalaenopsis dan Dendrobium atau Cattleya.
Alat :
1.      Jarum preparat / tusuk gigi.
2.      Kertas/ tissue
3.      Plastik / kertas label
4.      Tusuk gigi

.    Cara Kerja
1)      Penyerbukan anggrek yang mempunyai perekat (berpollinaria) contoh Vanda, Phalaenopsisatau Arachnis.
a.       Sisipkan ujung jarum preparat atau tusuk gigi di bawah ujung overcullum.
b.      Tarik overcullum ke atas sehingga terlepas dari dudukan overcullum (anther) dan menempel pada ujung jarum preparat / tusuk gigi.
c.       Letakkan pollinaria secara hati-hati pada lubang stigma yang telah siap menerima pollinaria.
d.      Tandai bunga yang telah diserbuki dengan menggunakan label dan tulisan tanggal penyerbukan serta asal persilangan. Contoh Phalaenopsis x Arachnis.
2)      Pernyerbukan anggrek yang tidak mempunyai perekat (pollonia) contoh Dendrobium danCattleya.
a.       Sisipkan ujung jarum preperat atau tusuk gigi di bawah ujung overcullum.
b.      Tarik overculum ke atas sehingga terlepas dari dudukan overcullum (anther) dan letakkan kertas/ tissu di bawah bunga untuk menangkap pollinia agar tidak terjatuh ke tanah.
c.       Celupkan ujung preparat / tusuk gigi kedalam perekat pada lubang stigma, dengan maksud supaya pollinia bisa melekat pada ujung jarum preparat.
d.      Sentuhkan ujung jarum preparat/ tusuk gigi yang telah berpelekat ke pollinia yang telah ditampung pada kertas / tisuue.
e.       Masukkan pollinia yang telah melekat pada ujung jarum preparat/ tusuk gigi ke dalam lubang stigma yang telah siap menerima pollinia.
f.       Tandai bunga yang telah diserbuki dengan menggunakan label dan tulis tanggal penyerbukan serta asal persilangan. Contoh: anggrek bulan dan Dendrobium.

Pembahasan
Ada dua jenis anggrek, yang berpollinia (tanpa lempeng perekat) dan jenis anggrek yang berpollinaria (dengan lempeng rekat), maka dalam menyilangkan juga menggunakan cara yang berbeda. Perbedaan pokok terletak pada bagaimana mengambil pollinia dari ujung gymnostemium dan memasukanya ke lubang stigma. Anggrek yang berpollinia, pollen diambil dengan mengolesi dulu ujung jarum (tusuk gigi) dengan cairan yang terdapat pada lubang stigma kemudian ujung jarum ditempelkan pada pollen hingga pollen benar-benar melekat erat. Sedangkan pada jenis anggrek yang berpollinaria, pollen diambil dengan menempelkan ujung jarum kebagian lempeng rekat yang terdapat pada bagian atas lubang stigma.      

Ciri – ciri penyerbukan yang berhasil:
Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan layu. Apabila penyerbukan berhasil, dan bila tidak ada OPT, maka bakal buah tersebut akan terus berkembang menjadi buah. Buah anggrek ada yang masak setelah tiga bulan sampai enam bulan atau lebih. Buah yang masak akan merekah dengan dicirikan adanya perubahan warna buah dari hijau menjadi hijau kekuning-kuningan. Buah anggrek tersebut berisi ribuan biji anggrek yang akan menghasilkan tanaman baru hasil persilangan.
       Dalam memilih biji anggrek yang akan disemaikan dalam botol perlu diperhatikan sebagai berikut :
·  Biji yang berwarna keputih-putihan dan kosong adalah biji yang kurang baik.
·  Biji yang baik yaitu yang bulat penuh berisi, berwarna kuning atau kecoklat-coklatan

Untuk memperoleh kombinasi warna, bentuk, ukuran, maupun jumlah bunga yang diinginkan, maka dilakukanlah proses penyerbukan dan penyilangan.


Kesimpulan
Anggrek adalah jenis tanaman yang tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri dan memerlukan bantuan manusia maupun serangga. Dalam melakukan penyerbukan, dapat menggunakan anggrek berpollinaria (berperekat) dan berpollinia (tidak berperekat). Ada tiga cara penyerbukan dalam anggrek, yaitu selfing, sibling, dan crossing. Apabila penyerbukan berhasil, dan bila tidak ada OPT, maka bakal buah tersebut akan terus berkembang menjadi buah.